Minggu, 25 Desember 2011

Migrasi di penghujung tahun 2012

Setelah laptop Toshiba dengan Vista tak dapat kugunakan dengan semestinya lagi, aku membeli laptop Asus yang sudah dilengkapi Windows 7. Kugunakan "dengan semestinya" artinya tidak bisa menggunakan internet, Excel, dan menjalankan entertainment (TV tuner). Masalahnya terletak pada Windows Socket. Semua program yang berbasis Windows tidak bisa jalan karena socket error. Beruntung program free open source bisa jalan: entertainment dengan VLC dan LaTeX dengan MikTeX dan TexNic. Selain itu, Toshiba milikku ini juga tak punya batere yang tahan lama lagi. Cuma 5 menit sudah habis batere.

 

Kuputuskan membeli laptop baru di bulan November: Asus dengan Windows 7. Laptop "murah" satu-satunya yang tersisa di toko Saturn. Maksudnya murah adalah dengan harga sebesar anu, tapi RAM 8GB. Laptop Asus yang mirip dan harganya sama memiliki RAM 4GB. Sepulang dari membeli laptop ini, aku menyanyikan lagu "Kamulah Satu-satunya" dari Dewa 19. OK, harga sebesar anu tersebut ternyata menambah utang kartu kredit dan mengosongkan rekening tabungan harianku di bulan berikutnya.

 

Beberapa software yang sudah kupasang di laptop lama belum kupasang di yang baru. Alasannya adalah aku ingin juga menginstall Ubuntu. Di bulan Desember ini, akhirnya aku sukses menginstall Ubuntu. Sekarang saatnya menyetarakan software penting di sistem baru Windows 7 dan Ubuntu 11.10 dengan sistem lama Windows Vista. Kegiatanku harus bisa jalan di laptop baru, baik di Windows 7 maupun di Ubuntu 11.10. Setelah itu, laptop lama akan kuformat ulang dan kupasang Ubuntu.

Kegiatanku:

  • menghitung dengan Excel
  • dokumentasi dengan pdf: di Windows aku install PDFConverter
  • mengetik dengan LaTeX: di Windows 7 belum kuinstall MikTex dan TexNic, Di Ubuntu aku masih belum punya ide.
  • membaca pdf: di Windows ada Adobe Reader, di Ubuntu ada Document Viewer
  • membaja dejavu: di Windows 7 belum kupasang WinDJView, di Ubuntu, file ini otomatis terbaca.
  • menonton film dan mendengar mp3 dengan VLC, di Windows 7 dan di Ubuntu sudah kuinstall.
  • streaming film Flash, yang ternyata bisa jalan di Ubuntu 11.10 tanpa banyak kerepotan versi sebelumnya.
  • programming C++: kugunakan Eclipse di Windows Vista dulu. Aku masih harus install di Windows 7 dan Ubuntu 11.10
  • programming Python: hobi baru karena sekarang sudah bisa python. Bakal kuinstall di Windows 7 dan Ubuntuk 11.10.
  • mencetak dengan printer Epson: sukses di Windows 7 dan belum kucoba di Ubuntu 11.10
  • menonton TV dengan tv tuner Digivox mini ii v3.0, setelah kerepotan instalasi di Windows 7, nampaknya aku harus siap dengan kerepotan di Ubuntu 11.10 nanti.
  • MATLAB? Nampaknya tidak akan kuinstall di Windows 7 dan Ubuntu 11.10. Hal ini karena tak kumiliki bajakannya. Plus aku masih gaptek dengan bagaimana mematikan security Windows 7 supaya software ini bisa diinstall.
  • mengutak-atik gambar dengan ImageMagick: belum kupasang di Windows 7 dan aku masih belum tahu padanannya di Ubuntu.
  • LowRateVoip? Skype? Belum kupasang di sistem baru
  • Picasa? Belum kupasang di sistem baru.
  • zipping dan raring dengan 7zip: sudah ada di sistem baru, tapi di Ubuntu belum dicoba.

 

Ubuntu 11.10 ternyata tidak banyak bacot kalau kubuka Youtube dan website sejenisnya. Jaman dahulu, dengan Ubuntu 7, Flash tidak otomatis terpasang. Selain itu, Ubuntu 11.10 sudah ada VPN, jadi aku tak perlu cari-cari software di internet. Buat orang yang gaptek sepertiku, Ubuntu 11.10 adalah satu cara yang tidak menakutkan untuk memasuki dunia Linux. Game Flash seperti Ninja Saga tidak bisa kujalankan dengan mulus di Ubuntu.

 

Kemarin kesulitan ketika menginstall Ubuntu terletak pada booting. Bootloader selalu mengarah ke Windows 7, tidak ada pilihan booting sama sekali. Aku mencoba dengan bcdedit.exe dari Windows 7. Ternyata terlalu rumit buat orang gaptek sepertiku. Akhirnya sesuai saran Ubuntu, kugunakan EasyBCD 2.1.2. Dengan software ini, ada opsi booting dengan Ubuntu.

 

Hal yang menarik dari Ubuntu 11.10 adalah dia bisa membuka NTFS. Jadinya disk drive di Windows bisa dibuka Ubuntu ini. Jadi aku tak perlu membuat duplikat file atau kopi sana-sini untuk menyimpan file. Windows tak bisa membuka disk drive Ubuntu ini karena memang kuenskripsi. Jadinya Ubuntu bisa kupakai buat download "film".

 

Semoga migrasi ini lancar. Hidup tanpa tantangan, tidak berkesan. We can fight!